20 May 2012

Apa Itu Deja Vu?

Seringkali kita mendengar istilah ini, atau mungkin Kamu sendiri yang sendiri mengucapkannya. Namun, ngomong-ngomong apa itu Deja Vu?
Apa Itu Deja Vu
Deja vu, berasal dari kata yang diambil dari Bahasa Perancis (= pernah lihat / pernah merasa), adalah suatu perasaan ketika seseorang mengalami sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya. Beberapa peneliti di bidang psikologi, mengasosiasikannya sebagai gangguan pada otak sedangkan sebagian pendapat yang lain menghubungkan Deja vu dengan kemungkinan kehidupan lain di masa lalu. Pada suatu waktu, beberapa di antara kita tentu pernah mengalami hal ini. Apa sih sebenarnya Deja vu ini? Mari kita telusuri bersama.

Apakah anda pernah mengalami situasi di mana secara sadar anda mengenal betul situasi itu yang menurut anda telah anda lalui sebelumnya? Apakah anda pernah mengalami suatu situasi di mana anda bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya dan kemudian hal itu benar-benar terjadi seperti yang anda rasakan telah anda lalui sebelumnya? Jika anda pernah mengalami hal-hal tersebut, itulah yang apa dinamakan Deja vu.

Apakah Deja vu itu? Deja vu merupakan peristiwa di mana seseorang merasa yakin telah mengalami situasi baru sebelumnya. Selama mengalami sebuah situasi baru, seseorang merasakan suatu kesamaan dengan sesuatu yang dialami di masa lalu. Seseorang merasa telah melalui hal yang sama baru saja terjadi di masa lalu atau telah melihat hal itu dalam mimpinya. Adalah Emile Boirac yang memperkenalkan pertama kali istilah Deja vu ini. Ia merupakan seorang peneliti di bidang psikologi berkebangsaan Perancis.
Apa Itu Deja Vu
Kebanyakan mereka yang mengalami apa itu Deja vu mengklaim telah melihat sesatu dalam mimpi mereka atau sangat yakin telah melihat itu beberapa waktu yang lalu. Yang menarik di sini, bisa saja terjadi bahwa salah satu dari mata kita melihat sesuatu sebelum mata yang lain. Satu mata merekam kejadian sebelumnya. Mata yang lainnya, yang merekam kejadian yang sama beberapa milidetik kemudian, membuat otak merasakan ingatan. Salah satu mata merasakan sesuatu dan otak mengartikannya. Mata lain yang tertinggal beberapa milidetik merasakan hal yang sama dan mengirim gambar tersebut ke otak. Begitu otak merasakan hal yang sama beberapa milidetik kemudian, orang tersebut merasa bahwa dia telah melihat itu sebelumnya. Gagasan ini tidak dapat menjadi alasan tepat untuk Deja vu karena orang yang hanya memiliki satu mata juga mengalami Deja vu. (Facebook/Wikipedia)